Minggu, 24 Maret 2019

Puisi - Badai Tak Berpelangi #KamiBersamaSuaraUSU

(silakan baca cerpennya)


Badai Tak Berpelangi
--Obrolan Aku dan 'Aku'* di Ruang Imaji

ini rilis dari @persmahasiswa


(I)
semua menolak hadirmu di dekatnya
"di neraka pun kau akan dijauhi!" bunyi teriakan di telinga
keluargamu hancur karena kebaikan
tumbuh dalam sepi dan ketidakpercayaan
bahkan, cinta terlalu mewah
semua seolah utopia

kau berbeda
tanpa dipahami mengapa
tanpa tahu harus kemana
atau dimana kau 'ada'
tanpa dipeluk "kamu punya kita"
atau setidaknya digandeng harus bagaimana

kau dianggap sampah dunia
sedangkan koruptor dibela
pelanggar HAM dibela
kapitalis dipuja
agama menjadi lahan panen suara
kemanusiaan menjadi dalih panen laba

"kau berbeda, kau pendosa!"
--pun aku ... dan mereka
semua punya hitam dengan catatan berbeda


(II)
mereka menulis sedikit resahmu, beberapa cuil saja
kau terharu dari balik sekat maya
tapi nama-nama di sekitar mereka nyaris setingkah
dihakimilah kau di dunianya
dihakimi pula mereka dengan tombak rupa-rupa
"media macam apa yang mendukung si pelangi nista?"

kau menangis,
"sulit. tidak semua yang bernyawa, berjiwa.
semua punya nama, tapi tak semua punya rasa.
akal dangkal, nalar gampang terbakar"
kau berteriak, "jangan hakimi mereka juga!"
suaramu tak sampai.

tapi percayalah padaku, mereka kuat
cukup mampu 'tuk lewati badai penentang pelangi
saat hari kian berat, jangan lupa mereka tak sendiri
bersama mereka kami siap berdiri

semua tulisan memang bukan cuma milik penulis
pembaca berhak dengan segala tafsir
tapi penghakiman tidak segampang ajakan bermain
kebebasan mimbar akademik harus lebih dilindungi

ketika sastra yang katanya lebih bebas dibungkam
cerpen saja mengganggu, dan pembaca malas berpikir lebih jauh,
apa yang biasa orang-orang itu baca?

Malang, 25 Maret 2019 -- diatama
*'aku' adalah tokoh utama dalam cerpen

#KamiBersamaSuaraUSU
agak tidak percaya diri menulis ini karena aku masih ingin fokus mendalami biar bisa menikmati puisi ... tapi setidaknya lewat puisi aku ingin bersolidaritas. :') lagian kalau puisinya bagus nanti maknanya susah dihayati dan tersampaikan ehee (halah ngeles aja kamu din)
oh iya dulu juga nulis buat balairung kali aja belum baca